Peristiwa Gerhana Matahari dan Bulan di Tahun 2025
Gerhana merupakan peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain, seperti terhalang cahaya Matahari oleh Bulan yang menyebabkan terjadinya gerhana Matahari dan terhalang cahaya Matahari oleh Bumi yang menyebabkan gerhana Bulan. Gerhana Matahari terjadi pada fase Bulan baru (new moon), sedangkan gerhana Bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon), namun tidak setiap bulan baru akan terjadi gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi gerhana Bulan. Hal ini disebabkan bidang orbit Bulan dalam mengitari Bumi tidak sejajar dengan bidang orbit Bumi dalam mengitari Matahari, namun bidang orbit bulan berbuntuk miring dengan besar sudut sekitar 5 derajat. Seandainya bidang orbit Bulan sama dengan bidang orbit Bumi, maka bisa dipastikan disetiap bulan baru akan terjadi gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi gerhana Bulan.
Menurut Dr. Tgk. Ismail, S.Sy., M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe menjelaskan bahwa gerhana Matahari dikenal ada empat jenis, pertama gerhana Matahari total, dimana saat puncak gerhana terjadi, seluruh piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan sehingga Matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah. Kedua gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebahagian piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan. Ketiga gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan Bulan hanya menutupi pertengahan piringan Matahari saja sehingga Matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah Matahari berwarna hitam. Keempat gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana Matahari total dan di daerah lain terlihat dalam berbentuk gerhana cincin. Gerhana jenis terahir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.
Gerhana Bulan dikenal ada tiga macam jenisnya. Pertama, gerhana Bulan total, dimana saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) Bumi, sehingga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan. Kedua gerhana Bulan sebahagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan Bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti Bumi (bayang umbra). Ketiga gerhana Bulan penumbra, dimana Bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti Bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra). Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata Bulan hanya terlihat redup tidak memancarkan sinar yang kuat seperti pada saat purnama-purnama lainnya. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop.
Di tahun 2025, secara global akan terjadi 4 kali gerhana, 2 kali gerhana Matahari dan 2 kali gerhana Bulan.
- Gerhana Bulan Total, 14 Maret 2025 M, 15 Ramadhan 1446 H
- Gerhana Matahari Parsial, 29 Maret 2025 M, 29 Ramadhan 1446 H.
- Gerhana Bulan Total, 07 September 2025 M, 15 Rabiul Awal 1447
- Gerhana Matahari Parsial, 22 Septemberr 2025 M, 29 Rabiul Awal 1447 H.
Dari 4 gerhana yang akan terjadi pada tahun 2025, hanya gerhana Bulan Total 07 September 2025 yang dapat dilihat dari daratan Aceh dan Indonesia. Untuk gerhana yang lain tidak ada satupun yang dapat dilihat dari Aceh, hal ini dikarenakan wilayah gerhana tidak ada satupun yang melewati daratan Aceh dan Indonesia.
Gerhana Bulan Total 7 September 2025 yang terjadi pada pertengahan Bulan Rabi’ul Awal 1447 Hijriah dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia dan sebahagian besar daratan di permukaan Bumi. Wilayah lain yang dapat mengamati gerhana adalah wilayah Eropa, Afrika, Asia, dan Australia.
Secara detail prosesi gerhana sebagai berikut:
Magnitudo Umbra : 1,3619.
Durasi Umbra : 03 jam 29 menit 24 detik.
Total : 01 jam 22 menit 06 detik.
Kontak Umbra 1 : 23:27:02 WIB.
Kontak Umbra 2 : 00:30:41 WIB (8 September 2025).
Gerhana Total : 01:11:43,1 WIB.
Kontak Umbra 3 : 01:52:47 WIB.
Kontak Umbra 4 : 02:56:26 WIB.