Mahasiswa Fakultas Syariah Belajar Publikasi Buku dan Jurnal dari Akademisi Malaysia
Lhokseumawe – Sebanyak 100 mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe mengikuti International Workshop bertajuk Nahrasiyah WriteSmart: Beginner Guide on Academic Writing, yang menghadirkan pakar dari Universiti Malaysia Sabah, Dr. Amer Hudhaifah Hamzah, sebagai narasumber utama dalam sesi kedua, Jumat (12/9/2025).
Acara yang berlangsung melalui platform Zoom Meeting ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Syariah, Muhammad Syahrial Razali Ibrahim, Ph.D., pada sesi pagi. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen fakultas dalam meningkatkan kapasitas akademik mahasiswa, sekaligus merespons Petunjuk Teknis Kelulusan Non-Skripsi yang mensyaratkan penguasaan keterampilan menulis akademik dan publikasi ilmiah. “Workshop internasional ini memberi peluang besar bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari pakar internasional tentang tata cara penulisan, publikasi, dan strategi menghadapi tantangan akademik global,” ujar Dekan.
Sesi kedua workshop yang dimulai pukul 14.30 hingga 16.30 WIB diikuti secara aktif oleh mahasiswa dari empat program studi, yaitu Hukum Ekonomi Syariah (HES), Hukum Tata Negara (HTN), Ilmu Falak (IF), dan Hukum Keluarga Islam (HKI). Moderator sesi ini adalah Putri Awwalunnisa, mahasiswa Prodi HTN, yang berhasil memandu jalannya diskusi dengan interaktif.
Para mahasiswa terlihat antusias menyimak materi dan mengajukan berbagai pertanyaan seputar proses publikasi artikel ilmiah hingga perbedaan mendasar antara penulisan buku akademik dan artikel jurnal.
Dalam paparannya, Dr. Amer menekankan bahwa penulisan merupakan sebuah proses berpikir yang berkesinambungan dan harus dimulai dari pembacaan mendalam serta refleksi serius sebelum dituangkan dalam bentuk tulisan.
Beliau menjelaskan perbedaan mendasar antara buku akademik dan jurnal ilmiah:
-
Buku akademik ditujukan untuk membahas suatu topik secara mendalam dengan cakupan luas, bisa mencapai ratusan halaman, dan proses penerbitannya membutuhkan waktu lama. Sasaran pembaca mencakup masyarakat umum, pelajar, dan peneliti.
-
Jurnal ilmiah, sebaliknya, lebih ringkas (5–30 halaman), bersifat berseri, serta fokus pada temuan terbaru dan diskusi spesifik. Jurnal biasanya ditujukan bagi kalangan peneliti, mahasiswa pascasarjana, dan pakar bidang tertentu.
Dr. Amer juga menekankan pentingnya bahasa akademik dalam menulis. Buku akademik cenderung lebih naratif, argumentatif, dan fleksibel dalam penggunaan sitasi (footnote maupun author-date). Sementara itu, jurnal ilmiah menuntut penggunaan bahasa formal yang lebih padat, teknis, dan deskriptif dengan sistem sitasi author-date yang konsisten.
Beliau menambahkan bahwa proses penerbitan buku dan jurnal membutuhkan tahapan yang ketat, mulai dari penentuan topik, penyusunan kerangka, penulisan draf, penyuntingan, hingga peer review. Selain itu, para penulis juga harus memahami etika publikasi sebagaimana diatur oleh Committee on Publication Ethics (COPE), termasuk menghindari plagiarisme, fabrikasi, dan manipulasi data.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Amer turut membahas sejumlah tantangan yang sering dihadapi akademisi muda, antara lain keterbatasan penguasaan bahasa, manajemen waktu, motivasi, serta kesulitan membangun jejaring akademik. Namun, beliau menekankan bahwa peluang untuk publikasi semakin terbuka luas dengan adanya beragam penerbit nasional maupun internasional, serta kemudahan akses jurnal yang sudah terindeks Scopus, WoS, hingga Sinta.
“Menulis dan mempublikasikan karya bukan hanya kewajiban akademik, tetapi juga bagian dari kontribusi kita terhadap khazanah ilmu pengetahuan. Dengan konsistensi, jejaring, dan pemahaman etika, mahasiswa Indonesia dapat bersaing di tingkat global,” pungkas Dr. Amer.
Workshop internasional ini diharapkan menjadi langkah strategis Fakultas Syariah UIN Sultanah Nahrasiyah dalam membangun budaya menulis di kalangan mahasiswa. Dengan adanya pemahaman tentang perbedaan dan prosedur publikasi buku serta jurnal, mahasiswa memiliki bekal awal untuk menyiapkan karya ilmiah yang layak dipublikasikan. Selain itu, kegiatan ini juga membuka ruang kolaborasi internasional, khususnya dengan para akademisi dari Malaysia, sehingga memperkuat jejaring akademik lintas negara.
Dengan antusiasme mahasiswa yang tinggi dan dukungan penuh dari pimpinan fakultas, Nahrasiyah WriteSmart diharapkan dapat menjadi program berkelanjutan yang mendorong mahasiswa semakin percaya diri menapaki dunia akademik internasional.[]