Fakultas Syariah UIN SUNA Hadirkan Dosen Asal Brunei Darussalam sebagai Keynote Speaker

Lhokseumawe – Fakultas Syariah UIN Sultanah Nahrasiyah (UIN SUNA) kembali menghadirkan pemikir internasional pada Nahrasiyah International Conference on Islamic and Legal Studies (NAHRALIS) 2025, yang digelar pada 18 November 2025. Salah satu narasumber utama yang memikat perhatian peserta ialah Prof. Madya Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni, Deputi Direktur Mazhab Shafi’i Research Centre, Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam. Pada kesempatan tersebut, beliau membawakan materi berjudul Dauru Ahl al-Sunnah wa al-Jamā‘ah fī Binā’ al-Binyah al-Ijtimā‘iyyah wa Ta‘zīz al-Huwiyyah al-Dīniyyah fī Brunei Darussalam.

Dalam paparan ilmiahnya, Dr. Kamaluddin menjelaskan peran strategis Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA)—melalui akidah Asy‘ariyah-Maturidiyah dan fikih Syafi‘i—dalam membentuk struktur sosial, pola keberagamaan, dan identitas nasional masyarakat Brunei Darussalam. Penelitian yang disampaikannya menggabungkan wawancara lapangan, analisis dokumen resmi negara, serta pemantauan kegiatan institusi dakwah, sehingga menghasilkan gambaran menyeluruh mengenai bagaimana prinsip ASWAJA mengakar dalam sistem hukum, pendidikan, dan kehidupan sosial Brunei.

Ia menegaskan bahwa integrasi ASWAJA dalam negara Brunei bukan hanya memperkukuh kepercayaan masyarakat terhadap model Islam moderat, tetapi juga menjadi benteng sosial dalam menjaga kestabilan, ketaatan kepada pemimpin, dan penolakan terhadap paham ekstrem. Dengan dasar inilah falsafah negara Melayu–Islam–Beraja (MIB) terus terpelihara dan mampu beradaptasi dengan tantangan global.

Dr. Kamaluddin juga memaparkan bagaimana Brunei melalui Konstitusi 1959 menetapkan Islam sebagai agama resmi negara berdasarkan mazhab Syafi‘i. Pelaksanaan Undang-Undang Syariah sejak 2014 menjadi bukti lanjutan komitmen negara dalam menempatkan nilai-nilai ASWAJA dalam sistem legal dan sosialnya.

Sebagai akademisi berpengaruh, Dr. Kamaluddin memiliki rekam jejak panjang. Lahir di Soppeng, Sulawesi Selatan, 11 Juni 1973, beliau meraih PhD Akidah dan Filsafat Islam dari Universitas Kairo. Pernah berkhidmat sebagai Profesor Madya di USIM (2007–2023), Visiting Professor di AECSI Paris (2021) dan UKM (2016), serta telah menulis tidak kurang dari 20 buku yang diterbitkan di Beirut, Kairo, Abu Dhabi, Malaysia, Indonesia, dan Brunei. Ia juga membimbing 3 mahasiswa magister dan 15 doktor, serta menjadi penguji eksternal bagi puluhan tesis di berbagai negara.

Pemaparan beliau mendapat sambutan luas kerana menghubungkan khazanah keilmuan klasik dengan tantangan sosial kontemporer, sekaligus memperkaya dinamika intelektual pada NICILS 2025. Kehadiran Dr. Kamaluddin mempertegas posisi UIN SUNA sebagai tuan rumah forum ilmiah yang mempertemukan para sarjana dunia Islam.[]

Share this Post