Profesional, Beretika, dan Berdaya Saing: Bekal OJT Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Sultanah Nahrasiyah
Lhokseumawe – Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menggelar Pembukaan Coaching On the Job Training (OJT) Mahasiswa pada Kamis pagi (21/8). Acara berlangsung di Aula Fakultas Syariah dan dibuka langsung oleh Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah, Prof. Dr. Danial, M.Ag.
Hadir dalam acara tersebut para pejabat fakultas, khususnya Dekan Fakultas Syariah, Muhammad Syahrial Razali Ibrahim, Ph.D., jajaran wakil dekan, ketua prodi, serta 95 mahasiswa peserta OJT dari empat jurusan, Hukum Keluarga Islam (HKI), Hukum Ekonomi Syariah (HES), Ilmu Falak (IF) dan Hukum Tata Negara (HTN). Coaching ini merupakan tahap pembekalan yang wajib diikuti sebelum mahasiswa diterjunkan ke berbagai instansi mitra, seperti pengadilan agama, lembaga perbankan syariah, kantor advokat, maupun lembaga sosial keagamaan lainnya.
Dalam arahannya, Dekan Fakultas Syariah, Muhammad Syahrial Razali Ibrahim, Ph.D., menyampaikan tiga pesan penting kepada mahasiswa peserta OJT. Pertama, mahasiswa harus tampil sebagai duta kampus yang menjaga nama baik sekaligus ikut mempromosikan UIN Sultanah Nahrasiyah di tengah masyarakat. Setiap interaksi dengan pihak eksternal akan menjadi cerminan kualitas almamater, sehingga mahasiswa harus selalu menunjukkan sikap positif dan berwibawa. Kedua, mahasiswa diharapkan mampu memiliki sekaligus mengamalkan akhlak mulia serta ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah. Menurut Dekan, pengetahuan tanpa akhlak tidak akan membawa keberkahan, begitu juga akhlak tanpa ilmu tidak akan memberikan manfaat yang luas. Ketiga, mahasiswa dituntut untuk mempraktikkan etika kerja yang baik, seperti disiplin waktu, tanggung jawab, dan sikap profesional selama berada di lokasi OJT.
Sementara itu, Rektor Prof. Dr. Danial, M.Ag., menekankan pentingnya tiga kompetensi utama yang harus dikembangkan mahasiswa selama menjalani OJT. Pertama, kemampuan teknis (hard skills), mencakup kecakapan digital, penguasaan spesifik bidang ilmu program studi, serta keterampilan menjelajahi disiplin ilmu lain yang relevan. Menurutnya, dunia kerja saat ini menuntut SDM yang tidak hanya ahli pada satu bidang, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan lintas disiplin. Kedua, kemampuan non-teknis (soft skills), meliputi komunikasi, manajemen waktu, konsep diri, kepemimpinan, profesionalisme, sikap inovatif, dan inisiatif. Soft skills inilah yang menjadi pembeda antara satu individu dengan yang lain, karena menentukan bagaimana seseorang mampu bekerja sama, menghadapi masalah, dan memberikan solusi. Ketiga, kemampuan etika dan adab (etika kerja), yaitu menjaga akhlak dalam berinteraksi, khususnya dengan lawan jenis, baik sesama peserta maupun dengan atasan dan kolega di instansi tempat OJT. Rektor menekankan bahwa nilai etika dan adab harus menjadi landasan utama dalam setiap aktivitas, karena tanpa etika, ilmu yang dimiliki tidak akan memberi manfaat optimal.
Setelah sesi sambutan, acara dilanjutkan dengan coaching dari empat narasumber yang membawakan materi kunci untuk mendukung kesiapan mahasiswa menghadapi OJT. Narasumber pertama, Machzymy, M.S.I., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, menegaskan bahwa profesionalitas bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya dengan konsisten, penuh tanggung jawab, dan sesuai standar etika. Pesan penting disampaikan dengan mengutip kutipan populer: “Professionalism is not about what work you do, it is about how well you do the work.” Profesionalitas, menurut pemateri, menuntut mahasiswa untuk selalu disiplin, menghargai waktu, serta memegang teguh komitmen.
Materi kedua disampaikan oleh Dr. Taufiqul Hadi, M.A., Kajur HTN, dengan tema “Komunikasi dan Keterampilan Kerja”. Ia menjelaskan tiga bentuk komunikasi kerja: verbal, non-verbal, dan digital. Semua ini penting dikuasai mahasiswa agar dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja modern. Ia juga membedakan hard skills (keahlian teknis) dan soft skills (kemampuan interpersonal), yang menurutnya harus berjalan beriringan agar pekerjaan lebih efektif. “Tanpa komunikasi yang baik, keterampilan teknis tidak akan maksimal,” ujarnya.
Materi ketiga dibawakan oleh Ramadhan Razali, Lc., M.A., Kajur HES, yang menyoroti pentingnya etika kerja dan etos kerja. Ia menekankan bahwa etika kerja mencakup integritas, disiplin, tanggung jawab, profesionalisme, kerja sama, keadilan, kepatuhan aturan, kerja keras, sikap positif, loyalitas, kerendahan hati, keterbukaan, serta kepedulian sosial. "Etika kerja bukan sekadar aturan, tetapi cermin dari karakter kita. Jika kalian ingin sukses dalam OJT, mulailah dengan sikap jujur, disiplin, dan rendah hati,” ujarnya. Materi terakhir berfokus pada motivasi dan penguatan karakter mahasiswa. Narasumber mengingatkan bahwa tantangan di dunia kerja sering kali tidak sesuai ekspektasi. Namun, dengan mental tangguh, semangat inovatif, dan sikap pantang menyerah, mahasiswa akan mampu menghadapi setiap dinamika di tempat kerja.
Selain itu, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Syariah, Dr. Ja’far, M.A., turut menyampaikan materi mengenai penyusunan laporan OJT. Ia menekankan bahwa laporan bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi juga bentuk refleksi akademik atas pengalaman di lapangan. Di sela pemaparannya, Dr. Ja’far memberikan pesan mendalam tentang pentingnya menegakkan etika kerja di lokasi OJT. Etika tersebut, menurutnya, mencakup lima hal: etika kepada Allah, yang berarti menjaga ibadah dan kejujuran; etika kepada diri sendiri, dengan menjaga integritas dan harga diri; etika kepada atasan, dengan bersikap hormat dan disiplin; etika kepada sesama kolega, melalui kerja sama dan saling menghargai; serta etika kepada sarana dan prasarana, dengan menjaga fasilitas yang digunakan selama praktik. "Mahasiswa bukan hanya belajar teknis pekerjaan, tetapi juga belajar menata hati dan sikap. Laporan yang baik adalah cermin dari pengalaman yang dijalani dengan penuh etika,” tegasnya.
Acara pembukaan berlangsung dengan penuh antusiasme. Para mahasiswa tampak serius menyimak setiap materi dan aktif berdiskusi. Banyak yang bertanya tentang cara menghadapi konflik di tempat kerja, strategi komunikasi dengan atasan, hingga bagaimana menjaga motivasi saat dihadapkan pada tugas berat. Kegiatan Pembukaan Coaching OJT Fakultas Syariah UIN Sultanah Nahrasiyah menandai dimulainya perjalanan mahasiswa dalam menempuh pengalaman kerja nyata. Dengan bekal pesan dari Rektor dan Dekan serta materi coaching yang komprehensif, mahasiswa diharapkan mampu menjalani OJT dengan penuh semangat, etika, dan profesionalisme.[]